Gerakan Nasional Indonesia Gemilang

OPTIMISME PADA PRABOWO

Oleh Legisan Samtafsir (Ketum Gernas Indonesia Gemilang)

Saya termasuk yang optimis, Prabowo bisa membawa perubahan. Pidatonya yang berapi-api, hari ini 20 Oktober 2024, pada saat pengambilan sumpahnya sebagai Presiden, menunjukkan kesungguhannya untuk membangun Indonesia Gemilang ke depan.

Pernyataannya yang tegas terkait pengurangan korupsi, kemandirian pangan & energi, pengentasan kemiskinan, pembelaannya pada kemerdekaan Palestina dan persoalan kebangsaan lain, serta seruannya untuk semua komponen bersatu, cukup meyakinkan bahwa kita bisa membangun Indonesia yang maju. Pidatonya terkait pembelaan terhadap wong cilik, petani dan nelayan, sangat perlu dicamkan untuk alokasi sumber daya pembangunan ke depan.

Arah bangsa dan kepemimpinan yang jelas dan berani seperti itu sangat perlu, untuk memberi arah bagi seluruh rakyat, agar semuanya dapat berjibaku membangun negeri. Namun, yang spesial saya merasakannya adalah adanya gairah untuk menguatkan kita agar benar-benar berani menjadi sebuah bangsa, bukan sekedar menjadi warga negara.

Menjadi negara saja memang tidaklah cukup. Sebab yang kita perlukan adalah rasa kebangsaan, yang mengikat kita semua untuk bersatu, bahu membahu membangun. Dan perasaan ini yang dalam satu dekade terakhir sirna.

Ikan Busuk Dari Kepalanya

Ini artinya keteladanan. Tidak akan bisa kita bersih-bersih, berlaku jujur, adil dan melakukan pergerakan, jika tidak diberi teladan dari kepala. Presidenlah yang memulai. Dan Prabowo sudah mention janji itu. Jika Prabowo nanti komitmen, konsisten dan istiqamah atas pidato dan janjinya memperbaiki negeri ini, optimis kita, semuanya akan membaik. Tetapi jika tidak, maka akan busuklah seluruh sektor kehidupan.

Satu hal yang membuat bergetar adalah ucapannya bahwa Prabowo akan berkerja untuk rakyat, amanah itu adalah amanah rakyat. Ia baru akan benar-benar merasa puas, jika rakyat telah sejahtera. Ini pernyataan benar-benar ditunggu, karena memang negeri ini milik rakyat, kedaulatan tertinggi milik rakyat.

Jujur secara pribadi saya tidak merasa ada keyakinan, untuk optimis ketika tahun 2014 saat Presiden baru yang itu dilantik berpidato; pidatonya tidak menyiratkan kesungguhan apapun bagi perbaikan negeri. Tidak ada optimisme yang membuncah, datar dan bahkan kita mengernyitkan dahi, pertanda pesimis. Tapi Prabowo, dari sisi gesture dan non verbal lainnya, dapat menularkan keyakinan dan optimisme.

Tantangan 100 Hari Kepemimpinan Prabowo

Tapi pemimpin tidak cukup hanya memimpin dirinya sendiri. Jika nanti optimisme Prabowo tidak dipresentasikan oleh para menterinya, maka harapan kebangkitan rakyat akan kembali sirna. Artinya Prabowo harus menunjukkan kemampuannya untuk memilih dan memimpin Kabinet dengan benar, agar selanjutnya dapat mengelola tantangan dan peluang yang ada.

Kalau dalam 100 hari pertama, Prabowo tak menunjukkan keyakinan dan optimisme rakyat, maka pada hari-hari berikutnya, rezim ini pun akan buyar, di mana rakyat tak lagi dapat menaruh harapan padanya. Kalau itu terjadi, maka 5 tahun ke depan ini pun, perjalanan bangsa ini akan berat dan bahkan lebih berat lagi, mengingat beban yang diwarisi dari rezim Jokowi memang tidak ringan.

Penutup

Tetapi melihat rekam jejak kepemimpinan Prabowo sebelumnya, sepertinya rakyat memang harus menaruh harapan itu terlebih dahulu.

Performa pidato Prabowo masih sangat menyakinkan kita semua, bahwa bersamanya kita bisa mengelola potensi negeri ini untuk lebih berdaya dan bangkit menjadi negara maju. Dan itu tidak hanya kita tunggu, tapi benar-benar kita harapkan. Selamat bertugas dan berjuang Presiden… !!!! 👍👍👍🤝🤝🤝 Wallahu a’lam bisshawwab.

https://indonesiagemilang.or.id

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*
*