Gerakan Nasional Indonesia Gemilang

Timnas AMIN: Pemilu 2024, Momentum Strategis Pilih Presiden

Ketua Umum DPP Gernas IG Dr. Legisan Samtafsir memberikan semangat dan dorongan kepada santri dan mahasiswa Pondok Pesantren Nurul Iman.

JAKARTA – Wakil Direktur Direktorat Audit dan Analisis Pemilu Tim Nasional pasangan Anies-Muhaimin (Timnas AMIN), Drs. Sumarno, mengajak para santri dan mahasiswa untuk tidak melewatkan kesempatan pada pencoblosan, 14 Februari 2024 mendatang. Sebab, momen penting lima tahunan tersebut merupakan momentum strategis untuk memilih pemimpin bangsa, presiden dan wakil presiden.

Tim Kampanye AMIN Drs. Sumarno menyampaikan materi tentang kepemiluan kepada 7.000 santri dan mahasiswa Pondok Pesantren Nurul Iman di Bogor pada hari Jumat, tanggal 2 Februari 2024.

“Pemilu juga sebagai sarana demokrasi yang sah untuk menghadirkan kebaikan dan mencegah keburukan yang luas di masyarakat,” kata Sumarno di hadapan tujuh ribuan santri dan mahasiswa Pondok Pesantren Al Ashriyyah Nurul Iman, di Bogor, Jawa Barat, Jumat (3/2/2024).

Dijelaskan Sumarno, momentum Pemilu 2024 tersebut tidak hanya semata untuk memilih figur terbaik, tapi lebih dari itu, untuk mencegah figur yang tidak kompeten berkuasa.

“Jika terpilih pemimpin bermoral dan bertanggung jawab, tentu akan membawa kebaikan bagi alam. Sebaliknya, jika pemimpin yang tidak bermoral berkuasa, keburukanlah yang bakal terjadi di muka bumi,” tegas Sumarno.

Oleh karena itu, penting untuk menentukan pilihan pada Pilpres 2024 mendatang, agar figur yang terpilih adalah orang yang bertanggung jawab, berpihak, dan peduli terhadap kepentingan rakyat.

“Jika terpilih pemimpin yang tidak bermoral dan tidak bertanggung jawab, korupsi dan kerusakan alam akan meningkat. Hal itu pasti merugikan rakyat,” ujar Sumarno.

Agar tidak salah memilih, Sumarno mengingatkan para santri dan mahasiswa untuk mempertimbangkan kriteria capres-cawapres, selain melihat rekam jejaknya. Kriteria tersebut meliputi sifat jujur, amanah, mampu menyampaikan pesan, cerdas, dan ikhlas.

“Kita membutuhkan pemimpin yang bertanggung jawab, jujur, berwawasan luas, dan mampu menyampaikan ide dengan baik,” papar Sumarno.

Pada kesempatan itu, Sumarno juga mengajak para santri dan mahasiswa untuk menjadi saksi di TPS. Sebab, datang ke TPS dan menggunakan hak pilih saja tidak cukup untuk memenangkan calon yang didukung.

“Mereka yang memberikan hak pilih tidak sepenuhnya menentukan hasil pemilu, tetapi mereka yang menghitung suaralah yang memiliki pengaruh besar. Itulah mengapa, penghitungan suara harus diawasi dan dikawal agar hak pilih tidak dimanipulasi,” beber Sumarno.

Sumarno memaparkan bahwa terdapat potensi kecurangan pada setiap tahapan pemilu. Pada tahap pra pemungutan suara, potensi kecurangan meliputi campur tangan aparatur negara, manipulasi Daftar Pemilih Tetap (DPT), pemalsuan e-KTP, politik uang kepada pemilih dan penyelenggara, distribusi C-6 yang tidak sesuai prosedur, dan intimidasi terhadap pemilih dan penyelenggara.

Pada saat pemungutan suara, potensi kecurangan meliputi ketidaknetralan petugas KPPS, pengarahan pemilih oleh KPPS, pemilih memilih lebih dari satu kali, pemberian hak pilih kepada pemilih yang tidak berhak, surat suara yang sudah tercoblos atau ditandai, perusakan surat suara, dan pencoblosan sisa surat suara.

Pada tahap penghitungan suara, potensi kecurangan meliputi pembukaan surat suara secara cepat, penyebutan hasil pencoblosan yang tidak jelas, penulisan di C-hasil (Pleno) yang tidak sesuai dengan hasil di surat suara, penulisan C-salinan yang tidak sesuai dengan hasil di plano, pencatatan C-salinan tanpa kehadiran saksi, tidak dipenuhinya hak-hak saksi, pengawas dan pemantau pemilu, permintaan tanda tangan C-salinan kosong kepada saksi, dan C-salinan untuk saksi yang tidak sesuai aslinya.

Pada tahap paska pemungutan suara, potensi kecurangan meliputi pengiriman kotak suara dari TPS ke PPK yang tidak aman, penukaran kotak suara asli, perusakan kotak suara bersegel, perubahan isi dokumen C-1 sebelum rekap, penambahan dan pengurangan hasil suara, dan pemindahan suara ke pasangan calon lain.

Sumarno menegaskan bahwa pentingnya keberadaan saksi di TPS untuk mengawal, menjaga, dan mengamankan suara dari berbagai kemungkinan kecurangan dan manipulasi.

Legisan Samtafsir, Ketua Umum DPP Gerakan Nasional Indonesia Gemilang (Gernas IG) dan anggota Timnas AMIN, mengajak para santri dan mahasiswa untuk memilih pemimpin yang punya visi, misi, dan mengusung perubahan ke arah Indonesia yang lebih baik di masa mendatang. Ia mengacu pada pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01, Anies-Muhaimin.

“Tanggal 14 Februari merupakan hari perubahan untuk Indonesia yang adil dan sejahtera bagi kita semua. Marilah coblos AMIN,” ajak Legisan

https://indonesiagemilang.or.id

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*
*