Mengapa Indonesia Gemilang?
Pada masa ini, kita menyaksikan berbagai peristiwa di pusat kekuasaan negara yang semakin mengkhawatirkan kita semua. Hampir seluruh aspek kehidupan dalam negara kita saat ini tampaknya sulit dipahami dengan akal sehat.
Indonesia, yang luasnya sangat besar dan telah merdeka selama 77 tahun, belum mampu mencapai posisi setara dengan negara-negara maju. Bahkan, kita mengalami pelemahan di berbagai sektor.
Bukan sumber daya alam yang kita kekurangan, juga bukan kurangnya sumber daya manusia muda yang mampu memajukan Indonesia. Lalu mengapa kita masih tertinggal? Apa yang menyebabkan negara ini tidak bisa melampaui kendala-kendala tersebut?
Mungkin kita harus merenung dan mengevaluasi model pembangunan yang salah arah. Melihat negara-negara seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Jepang, Korea Selatan, dan China, kita seharusnya bisa memahami bahwa kita belum menemukan jalan yang benar untuk pembangunan kita.
Indonesia semakin terpinggirkan setiap hari, menjadi negara yang hanya bisa mengekspor bahan mentah (seperti nikel dalam jumlah besar) untuk digunakan sebagai bahan produksi di negara lain. Proses peminggiran ini terjadi sejak era VOC, dan tampaknya terus berlanjut.
Akibatnya, Indonesia menjadi importir produk jadi, termasuk otomotif, elektronik, teknologi tinggi, dan berbagai barang industri lainnya. Masyarakatnya, di sisi lain, terus menerus mengejar gaya hidup hedonistik dengan menggunakan barang-barang impor.
Ketergantungan kita pada modal asing juga semakin dalam, dan kita terperangkap dalam kewajiban membayar hasil investasi asing itu. Manfaat dari investasi asing, seperti transfer teknologi, manajerial, dan hak cipta, semakin minim. Ini disebabkan oleh ketidakseimbangan dalam hubungan antara Indonesia dan negara-negara investor, yang menyebabkan ekstraksi keuntungan ekonomi dari Indonesia.
Untuk mengubah arah pembangunan di masa depan, kita harus kembali ke nilai-nilai nasionalisme yang sejati. Rakyat Indonesia harus kembali merasa sebagai bagian dari bangsa ini, dan elit politik dan akademisi harus mendorong semangat patriotisme dalam berbagai aspek kehidupan.
Indonesia harus menguatkan kedaulatannya sebagai bangsa, bukan hanya sebagai wilayah geografis. Itulah harapan kita, bahwa kita bisa bersama-sama mengubah nasib Indonesia.
Kita harus memperkuat persatuan kita sebagai bangsa Indonesia, dan berusaha membangun Indonesia yang lebih baik. Semangat rakyatlah yang akan membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih gemilang.
Legisan S. Samtafsir, Kolumnis
