BRAVO MAHASISWA..!!!
BRAVO MAHASISWA !!!


Luar biasa Mahasiswa. Datang bak tsunami yang menyapu segala kebusukan elit-elit politik. Ketika ditanya mengapa mereka turun dari kampusnya, mereka menjawab, ‘karena kami marah dengan kesewenangan, pembegalan, kesombongan dan tirani ‘Raja Jawa’, yang membangun dinasti keluarganya sendiri. Partai-partai di DPR bahkan menjijikkan karena menjadi underbow ‘tukang kayu’ yang berkhianat secara brutal itu’. Begitu kalimat-kalimat yang bertebaran di arena depan Senayan kemarin. Panas, lebih panas dari matahari yang menyengat, tapi mahasiswa-mahasiswi itu bahu membahu.
Jangan lagi para aktivis tua yang sering demo di jalanan itu, merindukan turunnya mahasiswa, karena mereka sudah datang. Kamis 22 Agustus, mereka membuktikannya, mereka datang bak gelombang, yang menyapu semua niat busuk para pembegal konstitusi di gedung DPR itu. Dan ‘tok’, si pembegal itu membatalkan niat busuknya. Terimakasih Mahasiswa.
Akumulasi Kebusukan
Kebusukan elit-elit negeri ini, memang sudah sungguh sangat memprihatinkan, menjangkiti semua bidang dan sendi kehidupan, dan itu sudah lama. Betapa tidak. Berharap pada pemerintah, malah presidennya sendiri yang melakukan nepotisme luar biasa; memaksakan kehendak demi posisi anaknya secara brutal dan menghilangkan meritokrasi; memaksakan PSN (IKN, PIK2, KCIC, dll) dijalankan dengan ancaman yang sadis bagi siapapun yang menolak, dan itu yang akhirnya membebani dan menyedot APBN, dan membuat rakyat menjerit karena harga-harga jadi mahal.
Berharap kepada DPR, malah DPR rame-rame mendukung arus kebijakan presiden. Berharap kepada MK, malah MK-nya mendukung nepotisme presiden. Berharap kepada KPK, malah KKP-nya dijadikan alat kekuasaan presiden. Berharap kepada aparat polisi dan tentara, mereka malah melindungi kebijakan presiden.
Begitu massive-nya kebusukan itu, sehingga tak ada satu pilar pun di negeri ini yang mampu menghentikannya. Nyata dan jelas nama-nama yang melakukannya, tapi tak ada yang bisa menumbangkannya. Tokoh-tokoh, guru besar kampus, aktivis-aktivis, intelektual dan cendekiawan sudah terus mengingatkan dan menyeru agar semua kebusukan itu diakhiri, tapi tak juga semua itu berhenti.
Kini, giliran mahasiswa yang turun kampus. Mereka bahu membahu, menyeru, menabrak dan mendobrak gerbang dan tembok kebusukan yang angkuh dan dilindungi senjata. Mahasiswa tidak takut. Mereka berdiri dan berteriak keras. Ganyang elit-elit busuk itu, adili dan penjarakan Jokowi dan keluarganya. Speaker menyala menggemakan aspirasi di semua telinga yang mendengar. Tak juga DPR mendengar. Dobrak gerbang, tumbangkan.. !! Dan.. dhuaaarrrr…. gas air mata membuyarkan mereka. Pentungan dan tendangan bertubi-tubi menghajar mahasiswa yang ditangkap. Tapi itu tak menyurutkan mereka. Mereka terus bergerak. Dan kini energi revolusi itu telah menggema di seantero negeri. Mahasiswa telah menyala-nyala menjadi monster bagi elit-elit busuk penghancur negeri.
Tempahlah Besi Selagi Panas
Itu pepatah benar. Saat energi revolusi itu menyala, maka teruskan dan jangan kendor. Arahkan pada matlamat yang benar. Pemerintahan 10 tahun terakhir ini, telah membuat tata kelola bernegara yang sesuai dengan jiwa Pancasila tak layak lagi dipercaya, maka penerusnya pun, yang menginginkan keberlanjutan, hanya akan melanggengkan kebusukan tersebut. Tidak ada pemecahan masalah yang bisa dilakukan oleh mereka yang ngeblend dengan masalah itu sendiri.
Keluarlah dari carut marut itu. Konsolidasikan kekuatan mahasiswa kepada suatu cara baru bernegara, kepada tata kelola baru, yang benar-benar sesuai dengan jiwa Pancasila. Rakyat harus memegang kembali kedaulatan dan negara pun harus didudukkan kembali kepada konstitusinya yang tepat: UUD 1945 asli. Seluruh rakyat harus diajak kembali kepada bangunan Indonesia yang melindungi, mencerdaskan dan menyejahterakan segenap warganya. Fa’tabiru ya ulil albab.