
JEMBATAN INDONESIA EMAS
Oleh Legisan Samtafsir
(Ketum Indonesia Gemilang)
Jembatan itu akhirnya jadi. Masyarakat di Dusun Cikembang, Desa Cihanjuang, Kecamatan Cibaliung, Kabupaten Pandeglang, Banten, sumringah bahagia. Pada Rabu, 14 Mei 2025 ia diresmikan. Adalah Gerakan Aksi Bersama, yang menggagas dan mewujudkan itu. Bukan untuk satu nama Anies Baswedan, tapi untuk satu cita-cita bersama, Indonesia Emas yang adil, sejahtera dan makmur untuk semua.
Jembatan adalah benda, tapi terkandung di dalamnya pengertian yang mulia. Jembatan menghubungkan jarak yang jauh, orang-orang yang berbeda, barang-barang yang harus dipindah, dan lebih jauh adalah menghubungkan pikiran dan harapan bersama.
Jembatan Indonesia Emas
Visi Indonesia Emas memerlukan jembatan, bukan hanya jembatan fisik yang menghubungkan masyarakat di seantero pelosok Desa Indonesia, tetapi juga jembatan pikiran para elit kekuasaan, tokoh masyarakat, civil society, alim ulama, pemerintah, legislatif, yudikatif, media dan partisipasi masyarakat itu sendiri.
‘Aksi Bersama’ yang digagas oleh Anies Baswedan bersama seluruh komponen masyarakat adalah gagasan jernih, ‘membangun jembatan’, yang menghubungkan potensi-potensi kekuatan, dan langsung memenuhi kebutuhan rakyat.
Secara fisik, rakyat Indonesia memerlukan ribuan jembatan di berbagai pelosok. Ketika APBN/D tidak juga kunjung datang untuk membangun itu, tidaklah layak mereka yang peduli itu membiarkan jarak desa-desa itu terus terputus. Jembatan itu mendesak untuk dibangun. Rakyat menunggu. Maka gerakan ‘Aksi Bersama’ untuk membangun ribuan jembatan itu, layak dan sangat mulia untuk didukung.
Indonesia Emas adalah cita-cita bersama, seluruh rakyat. Maka seluruh rakyat harus merasakan dan tergerak untuk bersama mewujudkannya. Dan yang diperlukan adalah perekat antar kekuatan yang ada. Dan perekat itu adalah ketulusan, kemuliaan, dan keterpercayaan para pemimpin dan tokoh. Maka, terutama, para pemegang kekuasaan jabatan publik, haruslah memiliki keterpercayaan itu.
Kepemimpinan Transformatif
Di tingkat Nasional, yang sangat diperlukan adalah Kepemimpinan Transformatif. Ini bukan soal jabatan, tapi soal kapasitas pemimpin yang mampu menghubungkan potensi dan kekuatan; menyambungkan visi, gagasan dan kemampuan yang berserakan. Presiden Prabowo berpotensi untuk menjadi jembatannya, yang menyambungkan dan mengorkestrasikannya, sehingga menjadi energi besar untuk mewujudkan harapan Indonesia Emas itu.
Kunci Kepemimpinan Transformatif di tingkat Nasional itu adalah visi yang jelas, dan jelas-jelas untuk kepentingan publik (baca: rakyat), bukan membelakanginya. Pemimpin Transformatif menghilangkan sama sekali kepentingan individu yang sempit, atau golongan yang bertentangan dengan kehendak publik. Pemimpin Transformatif tidak tersandera pada kelompok-kelompok kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan publik. Dan sejauh pada pidato, tulisan, wawancara dan komunikasi politiknya, Presiden Prabowo on the track untuk itu.
Tetapi, transformasi di tingkat nasional itu, memerlukan komitmen eksekusi dan keteladanan dari para leader di semua jabatan publik, ya mulai dari Presiden sendiri, para Menteri, Kepala Lembaga Tinggi Negara, Gubernur, Bupati, Walikota, Kepala Desa; para Direksi BUMN/D. Mereka harus benar-benar menjadi contoh komitmen pada visi dan pada kepentingan publik itu.
Maka yang ditunggu dari Presiden dan semua pemimpin negeri ini adalah eksekusi dari komitmen itu. Walaupun, strategi yang tepat dan benar tetap utama bagi keberhasilan, tetapi jika diurutkan, maka yang pertama, sebagaimana dikatakan oleh Jim Colins, adalah the first who, then what. Maksudnya, pastikan semua pemegang kekuasaan publik itu harus orang-orang yang tepat dan benar, memiliki integritas setinggi langit, yang tersambung ke yang Maha Tinggi. Itulah who, orang yang tepat dan benar. Then what, adalah strategi yang ditempuh.
Penutup: Jembatan Harapan
Kunci harapan Indonesia Emas, tidak lain adalah jembatan, yaitu jembatan harapan. Siapa yang akan membangun jembatan itu ? Ya, siapa saja. Yang paling potensial adalah Presiden dan semua pemegang jabatan publik. Berikutnya, adalah para leader di masyarakat. Spirit fastabiqul khairat sangat penting kita kedepankan dalam hal ini. Maka siapapun yang menjembatani harapan rakyat itu, biarlah iya terus subur dan harum. Jangan ada yang menghalangi atau yang memelesetkannya sebagai kepentingan pribadi, agar kepentingan seluruh rakyat segera dapat terpenuhi. Bravo Aksi Bersama.