Gerakan Nasional Indonesia Gemilang

Berkah dan Tantangan: Kekayaan Alam Indonesia yang Terabaikan

Di sebuah negara yang diberkati dengan kekayaan alam melimpah, terdapat kisah yang membingungkan. Indonesia, dengan kepulauan yang menakjubkan dan sumber daya alam yang berlimpah, adalah salah satu negara dengan potensi besar untuk menjadi salah satu ekonomi terkuat di dunia. Namun, pertumbuhan ekonomi Indonesia seringkali diwarnai oleh ketidakpastian dan kelemahan.

Untuk memahami paradoks ini, mari kita memasuki dunia pemikiran seorang akademisi ulung, Dr. Legisan S. Samtafsir, yang telah menyelidiki permasalahan ini dalam bukunya yang berjudul “Politik Pembangunan Dunia Muslim: Studi Perbandingan Politik Asosiatif Indonesia dan Turki Era Pasca Perang Dingin.”

Dalam perjalanannya melalui halaman buku ini, Dr. Legisan membeberkan konsep paradigma politik ekonomi yang telah membentuk arah Indonesia selama beberapa dekade. Ia menyebutnya sebagai paradigma “asosiatif ekstraktif” yang menggambarkan bagaimana Indonesia mendekati ekonomi global tanpa banyak memperhatikan kepentingan domestik. Konsekuensinya adalah surplus ekonomi yang seringkali mengalir keluar negeri melalui perdagangan luar negeri, investasi asing, dan hutang luar negeri yang tidak diatur dengan baik. Dampak paling terasa adalah sulitnya produk dalam negeri bersaing di pasar global.

Namun, Dr. Legisan tidak sekadar memberikan kritik. Ia juga menawarkan pandangan konstruktif tentang bagaimana Indonesia dapat mengubah paradigma pembangunan ekonominya menjadi “disosiatif inklusif.” Paradigma ini mencakup kebijakan yang memungkinkan Indonesia tetap terbuka terhadap kekuatan ekonomi global, sambil memberikan perlindungan yang lebih besar bagi pelaku usaha lokal dan masyarakat.

Salah satu langkah penting dalam menggapai visi ini adalah meningkatkan industrialisasi dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat dan menciptakan lapangan kerja. Ini juga berarti menghentikan deindustrialisasi yang telah terjadi selama satu dekade terakhir. Lebih jauh, perlu memperkuat pemberdayaan masyarakat lokal agar mereka dapat memanfaatkan kekayaan alam untuk kesejahteraan mereka sendiri.

Dalam perbandingan yang dijelaskan dalam bukunya, Dr. Legisan membandingkan paradigma politik ekonomi Indonesia dengan Turki, yang menerapkan paradigma “disosiatif inklusif” dengan sukses. Turki mampu menjaga surplus ekonominya di dalam negeri, melindungi pasar domestiknya dari dominasi kekuatan ekonomi global, dan berhasil dalam diversifikasi ekonominya.

Pentingnya buku ini tercermin dalam pengakuan dari Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Esa Unggul, Profesor Erman Anom, yang mengatakan bahwa diskusi tentang buku ini merupakan salah satu bentuk kegiatan akademik yang penting untuk meningkatkan kualitas dosen dan pemahaman isu ekonomi Indonesia.

Acara bedah buku ini juga mendapat respon positif dari peserta, yang mengapresiasi karya ilmiah Dr. Legisan yang memberikan pencerahan tentang politik pembangunan di dunia Muslim. Mereka juga mendukung ide Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Esa Unggul yang mendorong dosen-dosen untuk menulis buku berdasarkan kajian akademis.

Kisah ini adalah pengingat penting tentang tantangan dan peluang yang terkait dengan kekayaan alam Indonesia. Memahami paradigma ekonomi yang telah membentuk perjalanan negara ini adalah langkah pertama yang diperlukan untuk merubahnya. Dengan perubahan ini, kekayaan alam Indonesia dapat menjadi benar-benar berkah bagi rakyatnya, menciptakan masa depan yang lebih makmur dan adil.

https://indonesiagemilang.or.id

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*
*